Mengenai Saya

Foto saya
hanya ingin membuat sebuah media untuk berbagi informasi & pengetahuan.. Untuk menjadi kita (bukan aku) yang lebih baik..

Rabu, 10 November 2010

Sirosis hepatis

Sirosis hepatis adalah penyakit yang ditandai oleh adanya peradangan difus dan menahun pada hati, diikuti dengan proliferasi jaringan ikat, degenerasi, dan regenerasi sel-sel hati, sehingga timbul kekacauan dalam susunan parenkim hati.


Etiologi
Secara morfologi, sirosis dibagi atas jenis mikronodular (portal), makronodular (pascanekrotik), dan jenis campuran. Sedang dalam klinik dikenal 3 jenis, yaitu portal, pascanekrotik, dan billier. Penyakit-penyakit yang diduga dapat menjadi penyebab sirosis hepatis antara lain malnutrisi, alkoholisme, virus hepatitis, kegagalan jantung yang menyebabkan bendungan vena hepatica, penyakit Wilson, hemokromatosis, zat toksik, dan lain-lain.
Manifestasi Klinik
Gejala terjadi akibat perubahan morfologi dan lebih menggambarkan beratnya kerusakan yang terjadi daripada etiologinya. Didapatkan gejala dan tanda sebagai berikut:
1. Gejala gastrointestinal yang tidak khas seperti anoreksia, mual, muntah, dan diare.
2. Demam, berat badan turun, lekas lelah.
3. Asites, hidrotoraks, dan edema
4. Ikterus
5. Hepatomegali, bila telah lanjut hati mengecil karena fibrosis.
6. Kelainan pembuluh darah seperti kolateral-kolateral di dinding abdomen dan toraks.
7. Kelainan endokrin : impotensi, ginekomastia, spidernevi, ertema
8. Jari tabuh

Pemeriksaan Penunjang
    Adanya anemia, gangguan faal hati, penurunan enzim kolinesterase, serta peninggian SGPT dan SGOT.
    Pemeriksaan terhadap alfa feto protein sering menunjukkan peningkatan. Untuk melihat kelainan secara histopatologi dilakukan biopsy hati.

Penatalaksanaan
1. Istirahat di tempat tidur sampai terdapat perbaikan ikterus, asites, dan demam.
2. Diet rendah protein.
3. Mengatasi infeksi dengan antibiotik. Diusahakan memakai obat-obatan yang jelas tidak hepatotoksik.
4. Memperbaiki keadaan gizi.
5.    Roboronsia.

Penatalaksanaan asites dan edema adalah :
1. Istirahat dan diet rendah garam.
2. Bila dengan istirahat dan diet tidak dapat diatasii, diberikan pengobatan diuretic berupa spironolakton 50-100 mg/hari (awal) dan dapat ditingkatkan sampai 300 mg/hari
3. Bila terjadi asites refakter, dilakukan terapi parasintesis.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar